Rabu, 13 April 2011

Teknik Menulis Hasil Wawancara

Hasil wawancara bisa menjadi bahan untuk menulis berita (straigh News), laporan, atau tulisan khusus wawancara:

1. Berita: Dalam penulisan berita, setiap alenia harus memuat subjek pembicara, bila setiap alenia tidak ada petunjuk yang menjelaskan subjek yang mengeluarkan pernyataan, pembaca dakn menarik kesimpulan bahwa pernyataan itu hanya opini penulis.

* Walaupun kalimat diatas mengandung subjek, hasil wawancara yang ditulis dalam bentuk berita (straigh news), tidak memerlukan imajinasi penulisnya, bahkan tidak boleh memasukkan opini/imajinasi. ia hanya opini penulis.

2. Laporan: Bentuk yang didasarkan atas wawancara memerlukan imajinasi atau rekaan penulis. Oleh karena itu sebelumnya penulis pasti sedah memiliki bahan yang cukup lengkap dalam format tertentu, sehingga hasil wawancara hanya memperkuat bahan yang akan ditulis, yang harus diperhatikan, kutipan pernyataan harus tepat dengan pendapat orang-orang yang diwawancarai, tidak boleh dikacaukan, seandainya menggunakn kutipan langsung maka harus menggunakan tanda baca.

* Untuk laporan hanya saja hasil wawancara hanya dikutip sebagian saja, ini cukup sah dalam dunia jurnalistik, selain kutipan-kutipan.

3. Tulisan khusus wawancara
yaitu bentuk tanya jawab. bentuk ini mempunyai sifat berbeda dengan beritaatau laporan, ia dapat menampilkan secara utuh suasana (dengan penjelasan tertentu dari penulisnya)

* Namun wawancara khusus memerlukan kemampuan tersendiri, paling tidak penyuntingan atau editing harus kuat. penyuntingan diperlukan karena ia berasal dari bahasa lesan.

4. Wawancara imajiner : wawancara dengan orang yang tidak ada, tapi sepenuhnya berdasarkan opini atau imajinasi penulisnya. Dalam hai ini penulis seolah-olah sudah melakukan wawancara dengan seseorang, padahal yang ia tulis hanya hasil pikirannya sendiri. Catatan : tulisan hasil wawancara imajiner pada judulnya harus ditulis "HASILWAWANCARA IMAJINER"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar