Rabu, 13 April 2011

Teknik Menulis Hasil Wawancara

Hasil wawancara bisa menjadi bahan untuk menulis berita (straigh News), laporan, atau tulisan khusus wawancara:

1. Berita: Dalam penulisan berita, setiap alenia harus memuat subjek pembicara, bila setiap alenia tidak ada petunjuk yang menjelaskan subjek yang mengeluarkan pernyataan, pembaca dakn menarik kesimpulan bahwa pernyataan itu hanya opini penulis.

* Walaupun kalimat diatas mengandung subjek, hasil wawancara yang ditulis dalam bentuk berita (straigh news), tidak memerlukan imajinasi penulisnya, bahkan tidak boleh memasukkan opini/imajinasi. ia hanya opini penulis.

2. Laporan: Bentuk yang didasarkan atas wawancara memerlukan imajinasi atau rekaan penulis. Oleh karena itu sebelumnya penulis pasti sedah memiliki bahan yang cukup lengkap dalam format tertentu, sehingga hasil wawancara hanya memperkuat bahan yang akan ditulis, yang harus diperhatikan, kutipan pernyataan harus tepat dengan pendapat orang-orang yang diwawancarai, tidak boleh dikacaukan, seandainya menggunakn kutipan langsung maka harus menggunakan tanda baca.

* Untuk laporan hanya saja hasil wawancara hanya dikutip sebagian saja, ini cukup sah dalam dunia jurnalistik, selain kutipan-kutipan.

3. Tulisan khusus wawancara
yaitu bentuk tanya jawab. bentuk ini mempunyai sifat berbeda dengan beritaatau laporan, ia dapat menampilkan secara utuh suasana (dengan penjelasan tertentu dari penulisnya)

* Namun wawancara khusus memerlukan kemampuan tersendiri, paling tidak penyuntingan atau editing harus kuat. penyuntingan diperlukan karena ia berasal dari bahasa lesan.

4. Wawancara imajiner : wawancara dengan orang yang tidak ada, tapi sepenuhnya berdasarkan opini atau imajinasi penulisnya. Dalam hai ini penulis seolah-olah sudah melakukan wawancara dengan seseorang, padahal yang ia tulis hanya hasil pikirannya sendiri. Catatan : tulisan hasil wawancara imajiner pada judulnya harus ditulis "HASILWAWANCARA IMAJINER"

Kompetensi Guru

* Penguasaan bahan.
* Pengelolaan program.
* Pengelolaan kelas.
* Penggunaan media/sumber pembelajaran.
* Landasan pendidikan.
* Pengelolaan interaksi belajar mengajar.
* Penilaian prestasi siswa.
* Penyelenggaran administrasi sekolah.
* Pengenalan fungsi dan layanan bimbingan konseling.
* Pemahaman prinsip dan hasil penilaian pendidikan.

Komponen Dasar Mengajar

* Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
* Keterampilan menjelaskan.
* Ketereampilan bertanya.
* Keterampilan memberi penguatan.
* Keterampilan menggunakan media pembelajaran.
* Keretampilan membimbing diskusi kolompok kecil
* Keterampilan mengelola kelas.
* Keterampilan mengadakan variasi.
* Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.

Konsep Dasar Mengajar
Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered) mengajar sebagai proses penyampaian meteri pembelajaran proses mengajar berpusat pada siswa (student centered) mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.

* Teacher Centered
- Siswa sebagai objek belajar.
- Kegiatan pengajaran terjadinya pada tempat dan waktu tertentu.
- Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pembelajaran.

* Student Centered
- Mengemukakan tugas dan batas-batas tugas.
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan/pretest.
- Menyarankan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Keterampilan Menutup Pelajaran
Kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran kegiatan mengucapkan salam dan mengisi daftar hadir tidak termasuk menutup pelajaran. Cara yang dilakukan dengan meninjau kembali penguasaan inti pembelajaran dan pengevaluasi.

Cara Mengevaluasi/Postest
- Mendemonstrasikan keterampilan
- Mengaplikasikan ide baru
- Mengekspesikan pendapat siswa sendiri
- Memberi soal-soal baik lesan maupun tulisan
- Pengayaan tugas, mandiri maupun tugas terstruktur.



puisi "ulang tahun sekolah"

KARYA/PENULIS PUISI
NAMA<span> </span>: NOR HIDAYAT
NIM<span> </span>: 09003195
FAKULTAS<span> </span> : FKIP
PROGAM STUDI : Pend. Bahasa Sastra Indonesia
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN





                     Cahaya ilmu

Berbagai tunas bangsa kau cerdaskan
Bermacam kebodohan pula kau hapuskan
Kau lah sumber cahaya ilmu abadi
Sampai kapanpu takkan  pernah mati

Sekolahku kau kan ku rangkai dilubuk hati
Menhjaga nama baikmu adalah janji suci
Terang cahayamu ku telusuri walau jalan berduri
Tetesan ilmumu membentuk kepribadian yang hakiki

Lentera hati mendo’akan pengapdianmu
Menembuskan cakrawala kehidupan tanpa batas
Semoga langkahmu semakin lebih baik
Sebuah ucapan ulang tahun ku persembahkan untuk sekolahku

Teori Kontruktivisme

1. Tokoh teori kontruktivisme adalah jean Piaget dan Vygotski

2. Ahli kontruktivisme menyatakan bahwa manusia membentuk versi mereka sendiri terhadap kenyataan, mereka mengadakan beragam cara untuk mengetahui dan menggambarkansuatu untuk mempelajari pemerolehan bahasa pertama dan kedua.

3. Pembelajaran harus dibangun secara aktif oleh pembelajar itu sendiri dari pada dijelaskan secara rinci oleh orang lain. (pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman)

4. Dalam membangun pengalamn siswa harus memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pikirannya, menguji ide-ide tersebut melalui eksperimen dan percakapan atau tanya jawab, serta untuk mengamati dan membandingkan fenomena yang sedang diujikan dengan aspek lain dalam kehidupan mereka.

5. Peran guru adalah memdorong siswa untuk memperhatikan seluruh proses pembelajaran seta menawarkan berbagai cara eksplorasi dan pendekatan.

6. Penjelasan mendetail dari guru belum tentu mencerminkan pengalaman siswa mengerti kata-kata- ilmiahnya, tetapi tidak memberi konsep. Namun jika siswa telah mencobanya sendiri, maka pemahaman yang didapat tidak hanya berupa kata-kata saja, namun berupa konsep.

7. Dalam rangka kerjany, alhi konstrukstif menangtang guru-guru untuk menciptakan lingkungan yang inovatif dengan melibatkan guru dan pelajar untuk memikirkan dan mengoreksi pembelajaran.

*Syarat Pembelajaran dengan teori Kontruktivisme

- Pembelajar harus berperan aktif dalam menyeleksi, dan menetapkan kegiatan sehingga menarik dan memotivasi pelajar (guru hanya sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi kondusif)

- Harus ada guru yang tepat untuk membantu pelajar-pelajar untuk membuat konsep-konsep, nilai-nilai skema, dan kemampuan memecahkan masalah (skema: struktur mental/ kognitif yang secara intertekstual digunakan untuk adaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitar.

*Impilikasi Teori Kontruktivisme

- Pendidikan yang optimal membutuhkan pengalaman yang matang bagi pembelajar sehingga proses asimilasi dan akomodasi penghasilkan perkembangan intelektual.

- Pembelajar Kontruktivisme tidak berupa hafalan, tetapi bersifat temuan dan dikontruksikan oleh siswa.

- Penerapan dalam ekspository teaching
1. Penyampaian organisasi awal
2. Penyampaian tugas belajar
3.  Penguatan Kognitif

Strusktural Semiotik

Kajian Semiotik

* Kata semiotik besal dari kata semion (Yunani) yang berarti
baik semiotik maupun semiologi dipergunakan sebagai pengertian yang sama.

*Dua konsep semiotik
Konsep Saussure

1. Bahasa berupa sistem tanda yang mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Bahasa sebagai sistem tanda tersebut mewakili dua unsur (diadik) yang tak terpisahkan : signifier dan sigbifiend, signifiant dan signifie, atau penanda dan petanda.

2. Wujud penanda dapat berubah bunyi-bunyi ajaran atau huruf-huruf tulisan, sedangkan petanda adalah unsur konsep, gagasan/makna yang terdapat pada gagasan, penanda dan petanda berupa konsep saussure yang penting, sedangkan konsep saussure yang lain menurut RATNA (2004)

*Paradigmatik dan sitagmatik

Hubungan sigtagmatik bersifat linier, sedang hubungan paradigmatikmerupakan hubungan makna dan perlambangan, hubungan asosiatif, pertautan makna, antara unsur yang hadir dengan yang tidak hadir. Menurut Nurgiyantoro(2002:47) kajian paradigmatik berupa konotasi, asosiasi-asosiasi yang muncul dalam pikiran pembaca, dikaitkan dengan teori fungsi puitik.

*Kosep Peirce
Mengemukakan tanda memiliki tiga sisi/triadik:

1. Represenmen, ground, tanda itu sandi, hubungan tanda dengan ground.

a. Qualisigns
Tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat. Contoh sifat "merah" dapat digunakan sebagai tanda, bagi kaum sosialisme merah dapat berarti cinta (memberi mawar merah kepada seseorang), bagi perasaan berarti menunjukkan sesuatu, namun warna itu harus mempunyai bentuk misal pada pemaknaan pada unsur mawar, pada papan lalu lintas, dsb.

b.  Legisigns
Tanda yang merupakan tanda atau dasar tampilnya dalam kenyataan. Sinsigns dapat berbentuk sebuah jeritan yang memberi arti kesakitan, kehancuran,/ kegembiraan, langkah kakinya dan lain-lain.

c. Legisigns
Tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan yang berlak, umum, sebuah konvensi, sebuah kode, misalnya "mengangguk" mengerutkan alis petanda bingung. misal : ( harus sama jika mengangguk berarti menerima bukan menolak)

2. Objek
(Designatum, denotatum, refernt)

a. Ikon
Ikon : hubungan tanda dan objek karena serupa.

b. Indeks
Hubungan tanda dengan objek misak asap berupa tanda adanya api.

c.Simbol
hubungan tanda dan objek karena adanya kesepakatan tidak bersifat alamiah misalnya lampu merah bertanda berhenti.


3. Interpretant, tanda-tanda baru yang terjadi dalam batin penerima
hubungan anatara tanda dan interpretan oleh Peirce dalam Van Zoost (1993:29) dibagi menjadi 3 macam :

a. Rheme, tanda sebagai kemungkinan konsep.
b. Designs dicent sighns, tanda sebagai fakta pernyataan deskriptif.

*Kesipulan
- Sistem tanda pada puisi mempunyai makna berdasarkan konvensi-konvensi sastra. Konvensi-konvensi puisi tersebut antra lain konvensi kebahasaan (bahasa kiasan, sarana retorika, dan gaya bahasa)

- Konvensi yang menunjukkan ketaklangsungan ekspresi puisi (penyimpangan arti, penggantian arti, dan penciptaan arti) konvensi visual (bait, baris sajak, enjambemen, rima, tipografi, dan homogen.

EYD dalam bahasa Indonesia (pemakaian huruf kapital dan tanda titik)

1. Ejaan adalah kaidah penulisan bahasa, ejaan berupa peraturan penggunaan huruf dan tanda baca

* Pemakaian huruf kapital
1. Huruf pertama awal kalimat dan petikan langsung.
2. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, nama Tuhan, kata ganti Tuhan.
3. Huruf pertama nama orang dan gelar yang diikuti nama orang, serta nama jabatan/pangkat yang diikuti nama orang.
4. Huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.
5. Huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.
6. Huruf pertama nama geografi.
7. Huruf pertama nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta dokumen resmi.
8. Huruf pertama semua kata dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan keterangan. 
9. Huruf pertama singkat gelar (kecuali dr) dan sapaan.
10. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan.

* Pemakaian tanda titik
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat berita.
2. Tanda titik dipakai pada singkatan nama orang, gelar, jabatan, pengakat dan sapaan.
3. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum.
4. Tanda titik dipakai dibelakang huruf atau angka dalam suatu bagan, iktisar, atau daftar.
5. Tanda titik dipakai untuk memisah angka jam, menit, dan detik.
6. Tanda titik dipakai pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan jutaan, ribuan dan sebagainya.

Pengertian Kurikulum

* Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

* Tujuan tertentu ini meliputi pendidikan nasional serta kesesuaian dan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik, oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi daerah.

*KTSP --- Sekolah --- SMA 4--- Kurikulum SMA 4
             --- Madrasah
             --- TK
             --- PKBM

*KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalh kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

*Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan Sekolah/Madrasah. Kegiatan ini dapat dibentuk rapat kerja dan atau lokakarya Sekolah/Madrasah dan atu kelompok Sekolah/Madrasah yang diselenggarakan dalam waktu sebelum tahun pelajaran baru.

*Tahap penyusunan KTSP meliputi:
1. penyiapan dan penyusunan draft
2. review
3. revisi
4. finalisasi

Hakikat penilaian dan komponen penilaian

      Proses pengumpulan data penggunaan informasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan tentang progam pembuatan keputusan tentang program pendidikan, keputusan inimerupakan pilihan diantara berbagai arah tindakan, jadi penilaian ini adalah komponen penilaian informasi, pengumpulan informasi dan pembuatan keputusan

INFORMASI_ informasi dari pihak yang akan dinilai yang dalam konteks pembelajaran lazimnya disebut peserta didik.

*  Pengambilan keputusan_ merupakan pemilihan diantara sejumlah alternatif atau sebagai arah tindakan.

PENILAIAN SEBAGAI SUATU PROSES
1. Proses penilaian
2. Penilaian proses

Bentuk-bentuk tes dalam bahasa Indonesia

Alat penilaian
- Tes
- Nontes
   kedua teknik ini dapat digunakan untuk memdapatkan informasi atau tanda-tanda penilaian.

Teknik Nontes
 -teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik tanpa melalui tes atau dengan alat tes. 

Jenis-jenis Nontes
1. kuesioner
2. pengamatan
3. wawancara
4. penugasan
5. proyek 
6. portofolio
7. dan lain-lain


Teori Humanisme

Teori Humanisme

1.  teori ini muncul diilhami oleh perkembangan dalam psikologi yaitu psikologi humanisme
2. teori humanisme dalam pengajaran bahasa pernah diimplementasikan dalam sebuah kurikulum pengajaran bahasa dengan istilah humanistic curriculum yang diterapkan di Amerika utara di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.
3. kurikulum ini menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggungjawab bersama antar seluruh siswa didik.
4.  humanistic curiculum:
-   prakteknya dalam dunia pendidikan yaitu dengan menggunakan pengembangan koknitif siswa.

Tujuan teori Humasnisme menurut Coombs (1981)

1.  pengajaran disusun berdasarkan kebetuhan-kebutuhan dan tujuan siswa progam pengajaran diarahkan agar siswa mampu menciptakan pengalaman sendiri berdasarkan kebutuhannya, hal ini dilakukan untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki.

2. memberi kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasikan dirinya dan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya.

3.   pengajaran disusun untuk memperoleh ketrampilan dasar (akademik, pribadi, atar pribadi, komunikasi, dan ekonomi) berdasarkan kebutuhan masing-masing siswa.

4.    memilih dan memutuskan aktivitas pengajaran secara individual dan mampu mnerapkannya.

5. mengembangkan tanggungjawab siswa, mengembangkan sikap tulus.

Teori Belajar Behaviour

(Tingkah laku/stimulus dan respon)
Konsep dasar pandangan Behaviour

1. Behaviour adalah adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental (santrock, 2007:226)

2. proses berbahasa maerupakan proses interaksi antara stimulus respon.

3. seseorang dianggap sudah belajar apabila dalam dirinya muncul perubahan prilaku baru (anak belum belajar menulis apabila belum dapat mempraktikkan langkah-langkah menulis).

4. fokus Behavioristik adalah input dan output. input berupa stimulus contoh teori menulis, teori pidato, sementara output (tanggapan/respon) contohnya siswa mampu mempraktikkan pidato, menulis karya ilmiah atau lain yang dapat diukur.

5. bahasa merupakan faktor kebiasaan/habit

6. menyangkal adanya kemampuan bawaan

7. proses belajar bahasa melalui trial & eror, mengingat, menirukan dan menganalogikan

8. pelatihan berbahsa dilakukan dengan drill & practice

9. reinforcement (penguatan) baik positif maupun negatif sangat diperlukan oleh anak-anak.

Pengertian Wawancara

* Wawancara-Interview: kegiatan tanya-jawab yang dilakukan reporter atau wartawan dengan narasumber untuk memperoleh informasi menarik dan penting yang diinginkan.

* Wawancara sebagai usaha untuk mendapatkan berita, komentar, atau opini sehubungan dengan suatu hal yang berhubungan dengan otoritas yang dimiliki orang tersebut.

*Wawancara adalah salah satu fakta dengan meminjam indera (mengingat dan merekontruksi) sebuah peristiwa, mengutip pendapat dan opini narasumber.

* Wawancara adalah salah satu dari empat teknik mengumpulkan informas. tiga lainnya adalah observasi langsung dan tidak langsung, pencarian melalui catatan publik, dan partisipasi dalm peristiwa.

* Wawancara merupakan suatu netode pengumpulan berita, data, atu fakta dilapangan. Proses bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung (face to face)

* Namun bisa juga dilakukan dengan tidak langsung seperti malaui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis)

Wawancara dari segi materi:
1. wawancara profil :riwayat hidup, biasanya dengan tokoh atau pakar)
2. wawancara konfirmasi (terkait berita aktual)
3. wawancara pendapat (dengan orang yang berkompeten terkait masalah aktual.
4. wawancara vox pops (kepada masyarakat/lebih dari 1orang tentang suatu masalah)

Sifat-sifat wawancara (persiapan wawancara)

1. On the record : nama dan jabatan pemberi wawancara dapat digunakan sebagai sumber dan keterangannya boleh dikutip langsung.

2. Background : Boleh menggunakan kutipan langsung atau menyiarkan keterangan apapun yang diberikan, tetapi tanpa menyebutkan nama dan jabatan pemberi wawancara sebagai sumbernya. Biasanya digunakan istilah "sumber terpercaya didepartemen/badan" atau " sumber yang berwenang.." menurut persyaratan yang ditentukan oleh pemberi wawancara.

3.  Deep Background : Tidak boleh menggunakan kutipan langsung atau menyebut nama jabatan atau instansi sumber berita, yang digunkan adalah istilah "menurut keterangan" atau : di peroleh kabar bahwa.."

4. Of The record : keterangan yang diberikan bukan untuk disiarkan, wawancara semacam ini berguna bagi wartawan untuk memahami permasalahan. 

Persiapan Wawancara
yang perlu dilakukan sebelum wawancara
1. kenali topik wawancara yang akan dilakukan
2. baca berkas masalah pokok tentang wawancara
3. buka kliping soal hal-hal yang berkaitan dengan topik wawancara
4. tetapkan apa yang ingin Anda ketahui melalui wawancara.

Saran sebelum wawancara
1. sebelum melakukan wawancar, tentukanlah masalah yang akan dipercakapkan/didapatkan dari segi yang bersangkutan
2. tentukan arah permasalahan yang akan terjadi
3. tetapkan orang yang akan diwawancara
4. kenali terlebih dahulu sifat orang yang akan diwawancarai ( bertanyakepada orang lain, baca riwayat hidupny atau karangannya)
5. hubungi dahulu orang tersebut
6. siapkan segala peralatan yang diperlukan (misal. bloknote, ballpoint, dan alat perekam)


Minggu, 10 April 2011

Kebiasaan Dalam Membaca

Kebiasaan Dalam Membaca
1.    Kebiasaan baik
2.  Kebiasaan buruk


Kebiasaan buruk

1.   Membaca dengan bersuara (vokalisasi)
2.   Membaca dengan bibir bergerak, komat kamit
3.    Membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris bacaan dari kiri ke kanan.
4.  Membaca dengan menunjukkan baris bacaan dengan pencil/jari tangan 
5.  Terlalu memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal memberi pemaknaan utuh
6.  Terlalu cepat membaca sehingga tidak memperhatikan kata kunci
7.  Pandangan terhadap satu topik sangat kuat, sehingga mempengaruhi penafsiran terhadap teks (tidak demokratis

Cara mengatasi kebiasaan buruk dalam membaca/mengatasi penghambat membaca

1. Membaca dengan vokalisasi
    Diatasi dengan:
    Tiuplah bibir seperti bersiul sementara membaca dan
    letakkan tangan di leher (apabila masih bergetar artinya masih bersuara)

2. Gerakan bibir
    -Rapatkan bibir kuat-kuat, tekan lidah ke langit-langit mulut
    -Mengunyah permen karet sambil membaca
    -Bibir dalam posisi bersiul, tetapi tanpa suara demokratis

3. Gerakan Kepala

     -Letakkan telunjuk ke pipi dan sandarkan siku di meja selama membaca (apabia masih terdesak artinya kepala
  masih bergerak, Oleh kerena itu berhenti membaca
     -Tangan memegang dagu bila kepala bergerak segera berhenti membaca
-Letakkan ujung telunjuk jari di hidung, apabila terdesak maka berhenti membaca

4. Membaca sambil menunjuk dengan jari
    -Kedua tangan memegang buku
    -Kedua tangan masukkan ke dalam saku

5. Regresi

Diatasi dengan:
   -Tanamkan rasa PD, jangan terpaku pada detail, jangan ikut godaan kembali ke belakang.
   -Hadapai bahan bacaan, jika membaca ya baca! Apabila ada kata yang tertinggal, tinggalkan! Perhatikan bahan yang dibaca dan yakin bahwa kita tidak ketinggalan. oleh karena itu paksa sehingga kebiasaan mengecek kebelakang tidak terulang!



 Kebiasan baik dalam membaca

1.  Berkonsentrasi penuh terhadap bahan bacaan.
2. Membawa alat tulis (mencatat point penting)
3. Membaca secara berencana, teratur, dan sistematis.
4. Jarak pandang mata terhadap teks 20-30 cm
5. Rajin memanfaatkan perpustakaan



1.      





Jenis Kalimat Menurut Fungsinya


Jenis Kalimat Menurut Fungsinya

A. Kalimat berita (Deklaratif)

Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).

Contoh:
Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.

B.   Kalimat Pertanyaan (Interogatif)

A.    Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa,dan kapan.

Contoh:
Siapa nama Anda?

C.  Kalimat Perintah  dan Permintaan (Imperatif)

Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
Contoh:
Tolong  hidupkan kipasnya!

D.  Kalimat Seruan (ekslamatif)

Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru
atau tanda titik pada kalimat tulis).

Contoh:
Nah, ini dia yang kita tunggu.





Pengertian Kalimat



Pengertian Kalimat


Ø  Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Ø  Kalimat adalah kumpulan/ gabungan dari beberapa kata yang membentuk dan mempunyai struktur atau pola yang berkaitan. ( S + P + O + K )



Jenis-Jenis Kalimat

  1. Jenis Kalimat Menurut  Struktur Gramatikal
  2. Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gaya atau Retorika
  3. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
  4. Kalimat Efektif
Jenis Kalimat Menurut  Struktur Gramatikal

A.  Kalimat Tunggal

     Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
          S: KB + P: KK
          Pelanggan pergi.
          S: KB + P: KS
          Siswa itu rajin.
          S: KB + P: Kbil

     Harga pena itu tiga ratus ribu rupiah.

B. Kalimat Majemuk Setara

     Kalimat majemuk setara berasal dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1.   Kalimat Majemuk Setara Penjumlahan
            Adalah dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan.

Contoh:
Dia menggambar.
Aku menggambar.
Dia  dan aku menggambar.

2. Kalimat Majemuk Setara Pertentangan

Adalah dua kalimat tunggal berbentuk kalimat setara yang dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan.

Contoh:
Jepang tergolong negara maju.
Indonesia tergolong negara berkembang.
Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.

Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan.

3. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan

Adalah dua kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan.

 Contoh:
Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.

C. Kalimat Majemuk tidak Setara


Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas.

Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan hubungannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.

Contoh:
a.  Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat  modern. (tunggal)
b.  Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer.                                                                                      (tunggal)
c. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern,  mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer

D. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).

Contoh:
1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

Penjelasan
Kalimat pertama terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami pulang,
tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum selesai. Jadi, susunan
kalimat kedua adalah setara + bertingkat.

1. Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), hal, atau masalah yang menjadi pangkal pembicaraan. Subjek diisi oleh jenis kata benda, frasa verbal, dan klausa.

Contoh:
a. Meja direktur  besar. (S berupa frasa benda)
b. Ayahku sedang membaca (S berupa kata)
c. Yang berbaju batik itu dosen saya.( S berupa klausa)

Untuk mengenali S dapat diajukan pertanyaan memakai kata tanya
Siapa (yang)…, apa (yang) kepada P, apabila jawaban logis maka yakinlah itu S

2. Predikat (P)

Predikat (P) adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh S, sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S. predikat berupa kata, frasa, sebagian besar berkelas verba/adjektiva, tetapi juga nomina atau frasa nominal.

Contoh:
  1. Ibu sedang membaca. (P  merupakan tindakan S)
  2. Putrinya sangat rajin. (P merupakan sifat S)
  3. Kota Yogyakarta dalam keadaan aman. (P situasi S)
  4. Roby mahasiswa baru. (P merupakan status S)
  5. Teman saya yang cantik itu.
3. Objek (O)

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek diisi nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif.
Contoh:
  1. Desi menggendong….
  2. Ayah tidur.
(a memerlukan O, tetapi b tidak memerlukan O)

Objek dalam kalimat aktif dapat diubah menjadi Subjek  dalam kalimat pasif.
Yengki membaca buku.
Buku dibaca Yenki.

4.    Pelengkap (Pel)
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang kedudukannya melengkapi            P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi ini sama dengan O dan jenis kata yang mengisi Pel sama dengan O.

Beda Pel dengan O adalah O dapat menduduki  S pada kalimat  pasif, sedang pel tidak dapat menduduki S pada kalimat pasif.

Contoh: 
  1. Indonesia berlandaskan Pancasila
           S                P                      Pel                  
  1. Ketua MPR membaca Pancasila
                S              P                  O

5. Keterangan.

Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat lainnya. Posisinya manasuka dapat di awal, akhir, dan tengah kalimat. Macam-macam keterangan: keterangan tempat, waktu, alat, tujuan, cara, penyerta, similatif, penyebab, saling.

Contoh:
Anita sekarang sendang belajar.
Polisi menyidik perkara itu dengan hati-hati.



















Cara meningkatkan kecepatan membaca


RUMUS:

Jumlah kata yang dibaca   x 60
Jumlah waktu membaca(detik)

Langkah menghitung jumlah kata dalam bacaan

  1. Hitung jumlah kata dalam lima baris pertama lalu bagi lima. Hasilnya adalah rata-rata jumlah kata perbaris.
  2. Hitung jumlah baris yang dibaca
  3. Kalikan rata-rata jumlah kata per baris dengan jumlah baris yang dibaca
Cara meningkatkan kecepatan membaca

  1. Bisakan membaca pada kelompok kata.
  2. Jangan mengulang kalimat yang telah dibaca.
  3. Jangan berhenti terlalu lama di awal baris/kalimat.
  4. Cari kata kunci yang menjadi tanda awal gagasan.
  5. Abaikan kata-kata tugas yang berifat berulang-ulang.
  6. Jika penulisan dalam bentuk kolom, arahkan gerakan mata bukan ke samping secara horisontal, tetapi secara vertikal (ke bawah).
Kriteria Kecapatan Membaca

  1. Membaca kecepatan tinggi (500-800 kpm)
  1. Membaca bahan yang mudah dikenal,
  2. Membaca novel ringan
     2.   Membaca cepat ( 350-500 kpm)
  1. Membaca bacaan yang mudah
  2. Membaca fiksi yang agak sulit
     3.   Membaca rata-rata (250-350 kpm)
  1. Membaca fiksi kompleks
  2. Membaca non-fiksi agak sulit
  1. Membaca lambat (100125 kpm). 
  1. Mempelajari bahan ilmiah
  2. Menganalisis sastra
  3. Mempelajari bahan yang sulit dikuasai