Rabu, 27 April 2011

Cerita Berbingkai

  • Cerita berbingkai: cerita yang tokohnyabercerita kepada tokoh yang lain, hingga didalam cerita muncul cerita yang lain. hal tersebut oleh Winstedt disebut "raamverhaals".
  • Yang termasuk cerita berbingkai: H. Bayan Budiman, H. Bakhtiar, H. Bispu Raja, H. Maharaja Ali, H. Pancatatara, H. Seribu Satu malam.
       Asal-usul Cerita Berbingkai
  • Berasal dari India: Pancatatra dan Bayan Budiman.
  • Yang berasal dari Persi: H. Bactiar (H.B. Nameh).
  • Yang berasal dari Arab: H.Maharaja Ali, Puspawiraja, Cerita seribu Satu Malam.
      Berbagai isi cerita berbingkai
  • Tokoh dalam H. Pancatatra: Raja Amarasakti. Wisnu Sarman, Putera Raja.
  • Tema H. Pancatatra: Pendidikan lewat cerita-cerita.
  • Tokoh dalam H. Byan Budiman: Haradata, Madanasena, Prabawati, Burung Bayan, Pendeta Triwikrama.
  • Tema H. Bayan Budiman: Kesetiaan seorang istri berket cerita Bayan Budiman.
  • Tokoh dalam H. Bachtiar: Raja Azadbaleth, permaisuri, Backtiar, Saudagar Idris.
  • Tema H. Bachtiar kembali keluarga yang telah lama pecah.
  • Tokoh dalam H. Seribu Satu malam : Raja Dabsalim, Seherazad, Dinarzad.
  • Tema H. Seribu Satu Malam: Denman Seorang raja akibat perbuatan seorang istri.
  • Tokoh dalam H. Maharaja Ali: Maharaja Ali, Nabi Isa, Raja Serdala.
  • Tema dalam H. Maharaja Ali: Caobaan Tuhan terhadap Maharaja Ali karena ulah anak sulungnya yang mabuk kuasa.

Pengertian Syair


  • Kata "Sayair" dari bahsa arab " Syuur" artinya pengubah atau pengikat sastra.
  • Syair masuk ke Indonesia setelah masuknya agama islam terbukti dari batu nisan bertuliskan syair di Minye Tjuh (tahun. 1330). Isi syairnya: kejadian, kisah, dan nasehat.
     Ciriiciri Syair
  • tiap baut terdiri atas 4 baris
  • tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
  • sajak aa-aa
  • isinya: cerita, kisah, sasehat
  • contoh
  • serta terpandang api itu menjulang
  • rasanya arwahku bagaikan hilang
  • dijilatnya rumah-rumah serta barang
  • seperti anak ayam sesambar elang
     Contoh macam-macam judul syair
  • syair Paradu
  • syair Dagang
  • syair Burung Pingai
  • syair Sidang Fakir
  • syair di atas dikarang Hamza Fansuri
     Jenis-jenis Syair
  • syair Fantase
  • syair Panji
  • syair kiasan
  • syair sejarah
  • syair dedaktis, relegius, mistik
     Ciri-ciri syair fantase
  • Syair ini berisi tentang dongeng atau angan-angan pengarang, contph: Syair Bidasari, Anggun Cik Tunggal, Yatim Nestapa, Ken Tambunan, SUltan Abdul Muluk, Lindung Delima Indra Laksana, Raja Mambang Jauhari, Cinta Berahi, Kista, Panji
     Ciri-ciri Syair Panji
  • Merupakan gabungan dari prosa cerita panji, contohnya: Syair Ket Tambuhan, Undangan Agung Udaya, Wayang Kinundang, Surat Gabuh, Lelakon Meso kumintar.
      Ciri-ciri Syair Kiasan
  • syair ini tentang hal yang sungguh-sungguh terjadi tetapi disampaikan secara kiasan.
  • peristiwa yang terjadi selama penyair mengubahnya.
  • berisi tentang hal asusila atau sekandal yang menyangkut penyair atau pejabat.
  • menurut Overbeck, syair ini bertujuan didaktis, lambang-lambang yang digunakan binatang, bunga-bungaan dan buah-buahan.
  • bentuk allegori yang digunakan bukanlah tujuan tetapi alat untuk membunyikan kejadian yang terjadi pada zaman penyair.
  • dibentuk kiasan sebab menyangkut dirinya atau pejabat.
  • contoh: Syair Ikan Terubuk Berahikan Puyu-puyu, Syair Burung Pungguk, Syair Ikan Tambera, Syair Nuri Bermimpi Bersuntingkan Kembang Cempaka.
      Syair Sejarah
  • Syair ini dilukiskan secaraterang-terangan, contoh: Syair Kumpeni Walanda Berperang dengan Cina, Singapura Dimakan Api, Perang Speelman (isinya perang antara Belanda dengan Cina), Syair perkawinan Putri Kapitan Cina, Syair Perang Banjarmasin, Syair perang Menteng.
      Syair Didaktis, Relegius. Mistik 
  • Syair Orang Makan Adat, Syair Kiamat, Syair Neraka, Syair Rukun Nikah, Syair Makrifatullah, Syair Injil, Syair Patut Delapan, Syair Nur Muhammad.
  • Yang termasuk syair ini dalah karya Hamza Fansuri berisiajaran pantheisme (penyatuan manusia dengan Tuhan), contoh: Syair Perahu, Burung Pingai, Sidang Fakir.
      Syair Terjemahan
  • Umumnya merupakan syair gubahan dari cerita wayang atau cerita dari jawa, contoh: Syair Tajul Muluk, Syair Putri Handelan/Putri Akal, Syair Saudagar Budiman/Sultan Yahya, Syair Bastanusalatin, Syair Bayan Budiman.
      Macam-macam isi syair terjemahan
  • Damarwulan: Perjalanan hidup/suka duka Damarwulan
  • Tajul Muluk: perjalanan cinta Tajulu Muluk dan Azis yang penuh liku-liku.
  • Putri Handelan: pencintaan Raja Dams\ascus dengan puti Raja Handelan.
  • Saudagar Budiman: pertemuan kembali pri raja Zamin Iran Jauhar Manikam dengan saudaranya Jayaputri.
  • Bustanusalatin: cara memerintah dan cara hidup raja-raja denga kerabatnya.
      Isi Syair Budiman
  • Kecerdikan Burung Bayan dalam menggangkan.
  

Kalimat Efektif

Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicaraan atau penulisa serta dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang dimaksud penulis atau pembicara.

  Ciri-ciri kalimat efektif.
1. Kesatuan Gagasan
    Meski subyek, predikat, serta unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.

Contoh:
Didalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.

*kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subjek, unsur didalam keputusan itu bukanlah subjek, melainkan keteranagan.

 2. Kesejajaran
        Memiliki kesamaan bentukan atau imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan dibagaian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan pula.

 Contoh:
 Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya kepinggir jalan.

* kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif yakni menggunakan imbuhan  -me sedang yang satulagi menggunakan predikat pasif menggunakan imbuhan di-.

 3. Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. kata-kata yang berlebih penggunann.

  Contoh: 
 Bunga-bunga mawar, anyelir dan, melati segar disukainya.

*  Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat diatas tidak perlu, dalam mawar, anyelir dan melati karena sudah terwakili

PEMAKAIAN HURUF TEBAL YANG BAIK

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONONESIA YANG DISEMPURNAKAN

Pemakaian Huruf Tebal

1.  Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian, bab, daftar isi, daftar tabel,  daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.

 Misalnya:
 Judul           : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
 Bab             : BAB I PENDAHULUAN
 Bagian bab  : 1.1 Latar Belakang Masalah
                      1.2 Tujuan
 
 Daftar, indeks, dan lampiran:
   DAFTAR ISI
   DAFTAR TABEL
   DAFTAR LAMBANG
   DAFTAR PUSTAKA
   INDEKS
   LAMPIRAN


 2.  Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagaian kata,  kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring.

Misalnya :
   Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris
   Saya tidak mengambil bukumu.
   Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.
 Seharusnya ditulis dengan huruf miring:
   Akhiran -i tidak doipenggal pada ujung baris.
   Saya tidak mengambil bukumu.
   Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.

 3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.

  Misalnya:
    kalah v 1 tidak menang ...2 kehilangan atau merugi...;
    3 tidak lulus ... ; 4 tidak menyamai
    mengalah v mengaku kalah
    mengalahkan v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukkan... ;
    3 menganggap kalah .. terkalahkan v dapat dikalahkan ...

  Catatan:
     Dalam tulisan tangan atau krtikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak dengan huruf tebal diberi garis bawah ganda.

PEDOMAN PEMENGGALAN KATA

        Pedoman ini merupakan penjabaran atas ketentuan tentang pemenggalan kata dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.  Pemenggalan kata ini bersangkutan dengan penulisan bukan percakapan. jadi, pemenggalan kata tidak sama dengan penyukuan kata (silabifikasi), yang lebih berhubungan dengan fonologi bahsa Indonesia. Prinsip yang dilaksanakan dalam pedoman pemenggalan kata ini prinsip gramatiakal dan prinsip ortografis. Prinsip fonologismdan prinsip etimologis jauh mungkin dihindari.

I.  Pemenggaloan kata jadian (kata kompleks) dilakukan dengan berpegangan pada prinsip gramatikal:

    1. Awalan dan akhiran diperlakukan sebagai satuan terpisah.
        Contoh:
          ber-a.sas
          pel-a.jar
          hi.tung-an
          
        Perhatikan
          ber-u.ang
          be-ru.ang
          meng-u.kur
          me-ngu.kur
    
    2.  Bentuk gabungan dipenggal lebih dahulu atas satuan-satuannya.
         Contoh:
            ba.gai-ma.na
            ha.lal-bi-ha.lal
            ser.ba-gu.na
            au.di.o-vi.su.al
            bi.o-gra.fi
            in.fra-struk.tur
            eks.tra-ku.ri.ku.ler
            fo.to-gra.fi
            ho.mo.ge.ni.tas
            kon.tra-dik.si
            mo-no-te.is.me
            pa.ra-me.dis