Minggu, 10 April 2011

Pengertian Kalimat



Pengertian Kalimat


Ø  Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Ø  Kalimat adalah kumpulan/ gabungan dari beberapa kata yang membentuk dan mempunyai struktur atau pola yang berkaitan. ( S + P + O + K )



Jenis-Jenis Kalimat

  1. Jenis Kalimat Menurut  Struktur Gramatikal
  2. Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gaya atau Retorika
  3. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
  4. Kalimat Efektif
Jenis Kalimat Menurut  Struktur Gramatikal

A.  Kalimat Tunggal

     Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
          S: KB + P: KK
          Pelanggan pergi.
          S: KB + P: KS
          Siswa itu rajin.
          S: KB + P: Kbil

     Harga pena itu tiga ratus ribu rupiah.

B. Kalimat Majemuk Setara

     Kalimat majemuk setara berasal dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1.   Kalimat Majemuk Setara Penjumlahan
            Adalah dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan.

Contoh:
Dia menggambar.
Aku menggambar.
Dia  dan aku menggambar.

2. Kalimat Majemuk Setara Pertentangan

Adalah dua kalimat tunggal berbentuk kalimat setara yang dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan.

Contoh:
Jepang tergolong negara maju.
Indonesia tergolong negara berkembang.
Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.

Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan.

3. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan

Adalah dua kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan.

 Contoh:
Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.

C. Kalimat Majemuk tidak Setara


Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas.

Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan hubungannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.

Contoh:
a.  Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat  modern. (tunggal)
b.  Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer.                                                                                      (tunggal)
c. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern,  mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer

D. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).

Contoh:
1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

Penjelasan
Kalimat pertama terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami pulang,
tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum selesai. Jadi, susunan
kalimat kedua adalah setara + bertingkat.

1. Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), hal, atau masalah yang menjadi pangkal pembicaraan. Subjek diisi oleh jenis kata benda, frasa verbal, dan klausa.

Contoh:
a. Meja direktur  besar. (S berupa frasa benda)
b. Ayahku sedang membaca (S berupa kata)
c. Yang berbaju batik itu dosen saya.( S berupa klausa)

Untuk mengenali S dapat diajukan pertanyaan memakai kata tanya
Siapa (yang)…, apa (yang) kepada P, apabila jawaban logis maka yakinlah itu S

2. Predikat (P)

Predikat (P) adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh S, sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S. predikat berupa kata, frasa, sebagian besar berkelas verba/adjektiva, tetapi juga nomina atau frasa nominal.

Contoh:
  1. Ibu sedang membaca. (P  merupakan tindakan S)
  2. Putrinya sangat rajin. (P merupakan sifat S)
  3. Kota Yogyakarta dalam keadaan aman. (P situasi S)
  4. Roby mahasiswa baru. (P merupakan status S)
  5. Teman saya yang cantik itu.
3. Objek (O)

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek diisi nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif.
Contoh:
  1. Desi menggendong….
  2. Ayah tidur.
(a memerlukan O, tetapi b tidak memerlukan O)

Objek dalam kalimat aktif dapat diubah menjadi Subjek  dalam kalimat pasif.
Yengki membaca buku.
Buku dibaca Yenki.

4.    Pelengkap (Pel)
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang kedudukannya melengkapi            P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi ini sama dengan O dan jenis kata yang mengisi Pel sama dengan O.

Beda Pel dengan O adalah O dapat menduduki  S pada kalimat  pasif, sedang pel tidak dapat menduduki S pada kalimat pasif.

Contoh: 
  1. Indonesia berlandaskan Pancasila
           S                P                      Pel                  
  1. Ketua MPR membaca Pancasila
                S              P                  O

5. Keterangan.

Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat lainnya. Posisinya manasuka dapat di awal, akhir, dan tengah kalimat. Macam-macam keterangan: keterangan tempat, waktu, alat, tujuan, cara, penyerta, similatif, penyebab, saling.

Contoh:
Anita sekarang sendang belajar.
Polisi menyidik perkara itu dengan hati-hati.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar