Rabu, 13 April 2011

Strusktural Semiotik

Kajian Semiotik

* Kata semiotik besal dari kata semion (Yunani) yang berarti
baik semiotik maupun semiologi dipergunakan sebagai pengertian yang sama.

*Dua konsep semiotik
Konsep Saussure

1. Bahasa berupa sistem tanda yang mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Bahasa sebagai sistem tanda tersebut mewakili dua unsur (diadik) yang tak terpisahkan : signifier dan sigbifiend, signifiant dan signifie, atau penanda dan petanda.

2. Wujud penanda dapat berubah bunyi-bunyi ajaran atau huruf-huruf tulisan, sedangkan petanda adalah unsur konsep, gagasan/makna yang terdapat pada gagasan, penanda dan petanda berupa konsep saussure yang penting, sedangkan konsep saussure yang lain menurut RATNA (2004)

*Paradigmatik dan sitagmatik

Hubungan sigtagmatik bersifat linier, sedang hubungan paradigmatikmerupakan hubungan makna dan perlambangan, hubungan asosiatif, pertautan makna, antara unsur yang hadir dengan yang tidak hadir. Menurut Nurgiyantoro(2002:47) kajian paradigmatik berupa konotasi, asosiasi-asosiasi yang muncul dalam pikiran pembaca, dikaitkan dengan teori fungsi puitik.

*Kosep Peirce
Mengemukakan tanda memiliki tiga sisi/triadik:

1. Represenmen, ground, tanda itu sandi, hubungan tanda dengan ground.

a. Qualisigns
Tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat. Contoh sifat "merah" dapat digunakan sebagai tanda, bagi kaum sosialisme merah dapat berarti cinta (memberi mawar merah kepada seseorang), bagi perasaan berarti menunjukkan sesuatu, namun warna itu harus mempunyai bentuk misal pada pemaknaan pada unsur mawar, pada papan lalu lintas, dsb.

b.  Legisigns
Tanda yang merupakan tanda atau dasar tampilnya dalam kenyataan. Sinsigns dapat berbentuk sebuah jeritan yang memberi arti kesakitan, kehancuran,/ kegembiraan, langkah kakinya dan lain-lain.

c. Legisigns
Tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan yang berlak, umum, sebuah konvensi, sebuah kode, misalnya "mengangguk" mengerutkan alis petanda bingung. misal : ( harus sama jika mengangguk berarti menerima bukan menolak)

2. Objek
(Designatum, denotatum, refernt)

a. Ikon
Ikon : hubungan tanda dan objek karena serupa.

b. Indeks
Hubungan tanda dengan objek misak asap berupa tanda adanya api.

c.Simbol
hubungan tanda dan objek karena adanya kesepakatan tidak bersifat alamiah misalnya lampu merah bertanda berhenti.


3. Interpretant, tanda-tanda baru yang terjadi dalam batin penerima
hubungan anatara tanda dan interpretan oleh Peirce dalam Van Zoost (1993:29) dibagi menjadi 3 macam :

a. Rheme, tanda sebagai kemungkinan konsep.
b. Designs dicent sighns, tanda sebagai fakta pernyataan deskriptif.

*Kesipulan
- Sistem tanda pada puisi mempunyai makna berdasarkan konvensi-konvensi sastra. Konvensi-konvensi puisi tersebut antra lain konvensi kebahasaan (bahasa kiasan, sarana retorika, dan gaya bahasa)

- Konvensi yang menunjukkan ketaklangsungan ekspresi puisi (penyimpangan arti, penggantian arti, dan penciptaan arti) konvensi visual (bait, baris sajak, enjambemen, rima, tipografi, dan homogen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar