Selasa, 20 Desember 2011

Feature Traveling

Mencari Jejak kedahsyatan Merapi

Sempat mengamuk 1 tahun yang lalu dan meminta tempat untuk membuang isi perutnya, kini sang Merapi terlihat berdamai bersama alam.

Hamparan lautan debu vulkanik terhampar begitu luas disepanjang jalan di lereng gunung merapi, bau belerang sesekali tercium, Tak satupun pohon berdiri dengan tegak, semua pohon-pohon terlihat gosong, satupun tanaman tak ada yang tersisa semua terlibas oleh dahsyatnya awan panas yang meluncur dari mulut merapi, bahkan kedahsyatannya dapat menghancurkan rumah-rumah dan memelehkan apapun yang berani menantangnya.



Tanggal 7 November 2011. Saya mulai mencari jejak-jejak amukan Merapi, Untuk pertama kalinya menginjakkan kaki diatas debu-debu kematian, terlihat dengan jelas rumah Mbah Marijan yang tak tersisa sedikitpun dan rata dengan tanah. Sehingga hanya diberi patok bertulis “Rumah Almarhum Mbah Marijan” tokoh juru kunci Merapi yang akhir hidupnya tewas saat “Wudhus Gembel” menyapu dusunnya.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh erupsi merapi 2010 terlihat sangat jelas, sejauh mata memandang hanya terlihat pohon-pohon yang merangas karena terbakar awan panas, bahkan beberapa tiang listrik pun ikut tumbang disisih jalan. Kegarangan merapi kali ini membawa naluri saya untuk mengetahui sejarah merapi yang mempunyai siklus erupsi setiap lima tahun sekali, dalam catatan sejarah erupsi merapi 2011 merupakan erupsi yang paling dahsyat selama sepanjang tahun 30 tahun terakhir, Gunung merapi yang berada diantara propinsi Jawa Tengan dan Yogyakarta sudah ada sejak 1000 tahun yang lalu. Menurut keterangan di


Wikipedia menjelaskan sejak tahun 1548 gunung Merapi sudah meletus 69 kali, letusan-letusan terjadi setiap 2-3 tahun sekali, dan yang paling berar sekitar 10-15 tahun. Dalam catatan sejarah Merapi meletus pada tahun 1006, 1786, 1822, 1872,1930, letusan besar pada tahun 1006yang menutupi pulau jawa, letusan tahun 1930 menghancurkan 13 Desa dan menewaskan 1400 orang. Novenber 1994 Merapi meminta korban puluhan jiwa manusia. Tanggal 19 Juli 1998. Pada tanggal 15 Mei 2006 gunung Merapi meletus lagi Tahun 1998. Dan catatan terakhir Merapi meletus pada tanggal 26 Oktober 2010 puluhan jiwa meninggal dunia termasuk penjaga setia Merapi Mbah Marijan.

Pesona merapi mulai tertutup oleh kabut tebal yang menyelimuti puncaknya, cuaca yang tidak mendukung semakin memaksa untuk menelusuri daerah-daerah bekas amukan “Wedhus Gembel” begitu masyarakat di lereng merapi menyebut awan panas yang keluar dari mulut Merapi, suasana dingin di lereng Merapi tak menyurutkan niat untuk melihat onggokan bangkai-bangkai mobil yang pernah mewah. Satu diantara bagkai mobil-mobil tersebut adalah milik salah seorang wartawan Vivanews bernama Yuniawan Wahyu Nugroho yang ikut tewas. bersama Mbah Marijan dalam erupsi Merapi tersebut, Seorang jurnalis yang tetap setia dalam pengorbanan dan didikasihnya terhadap pekerjaannya, menurut berita yang disampaikan Vivanews jasat Yuniawan Wahyu Nugroho ditemukan di dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta dan itu berjarak dari merapi hanya sekitar 4 Kilometer.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar