Kamis, 20 Januari 2011

Berita Ngadinah, di pojok kota Yogya

Ngadinah, di Pojok Kota Yogya
Siang yang terik, dari kejauhan tampak sebuah tenda merah berdiri di pojok kota jogja tepatnya jalan Veteran Warungboto seorang perempuan paruh baya berusia 55 tahun yang bernama Ngadinah duduk menatap penuh harap pada barang dagangan, berharap laku hari ini. Di dekat tempat pengumpulan barang-barang bekas milik seorang tengkulak, ia berjualan angkringan. Hampir 2,5 tahun ia berjualan, itupun atas kebaikan hati tengkulak tersebut yang dengan suka rela memperbolehkannya berjualan di tempat tersebut. dari tempat tinggalnya di Bantul Ngadinah mengayuh sepeda tua yang didapatnya dari bos tengkulak barang bekas untuk pergi ke tempat ia berjualan . dari sosoknya yang sudah beruban dan garis mukanya yang mulai menua, ia berjuang  untuk menghidupi keluarga. Semenjak status janda yang ia sandang selama 12 tahun, kehidupan keluarga sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya. Diusia yang seharusnya ia gunakan untuk istirahat dan menikmati sisa hidup, tetapi ia masih tetap bekerja untuk membiayai hidupnya dan ketiga anaknya, anak yang paling bungsu masih sekolah SMP dan yang lain bekerja bangunan. Sebenarnya Ngadinah memilili 8 orang anak tetapi anaknya banyak yang merantau di kota untuk mencari penghasilan masing-masing.
            Dari penghasilan jualan angkringan setiap harinya Ngadinah hanya memperoleh laba Rp: 10.000,- meski kadang-kadang lebih dan kadang juga kurang. Setelah suaminya meninggal Ngadinah dan keluarga mengalami hidup yang sulit, serba pas-pasan dan kekurangan. Meski begitu Ngadinah dan anak-anaknya tidak putus asa untuk berahan hidup. Dari hasil berjualannya dengan dibantu oleh kedua anak laki-lakinya yang bekerja di bangunan, Ngadinah dapat menyekolahkan anak bungsunya di sekolah menengah. Dalam hidupnya yang sulit Ngadinah tetap tegar, bersyukur, dan tidak mengeluh dalam menjalani hidup. Besar harapannya Si bungsu dapat mengubah hidupnya untuk jadi lebih baik.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar