Rabu, 27 April 2011

PEMAKAIAN HURUF TEBAL YANG BAIK

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONONESIA YANG DISEMPURNAKAN

Pemakaian Huruf Tebal

1.  Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian, bab, daftar isi, daftar tabel,  daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.

 Misalnya:
 Judul           : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
 Bab             : BAB I PENDAHULUAN
 Bagian bab  : 1.1 Latar Belakang Masalah
                      1.2 Tujuan
 
 Daftar, indeks, dan lampiran:
   DAFTAR ISI
   DAFTAR TABEL
   DAFTAR LAMBANG
   DAFTAR PUSTAKA
   INDEKS
   LAMPIRAN


 2.  Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagaian kata,  kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring.

Misalnya :
   Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris
   Saya tidak mengambil bukumu.
   Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.
 Seharusnya ditulis dengan huruf miring:
   Akhiran -i tidak doipenggal pada ujung baris.
   Saya tidak mengambil bukumu.
   Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.

 3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.

  Misalnya:
    kalah v 1 tidak menang ...2 kehilangan atau merugi...;
    3 tidak lulus ... ; 4 tidak menyamai
    mengalah v mengaku kalah
    mengalahkan v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukkan... ;
    3 menganggap kalah .. terkalahkan v dapat dikalahkan ...

  Catatan:
     Dalam tulisan tangan atau krtikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak dengan huruf tebal diberi garis bawah ganda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar